BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Daydreaming
pada Masa Pubertas
Perubahan cepat
pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama
terjadi selama masa remaja awal.
Kematangan
seksual sekalipun bersifat biologis namun menentukan sekali sikap, yaitu faktor
psikis anak terhadap diri sendiri dan konstitusi tubuhnya. Anak mulai menaruh
minat besar terhadap keadaan dirinya, misalnya dengan bersolek. Hal ini
dilakukan untuk memupuk harga diri dan eksistensi dirinya selaku wanita.
Harlock mengatakan bahwa “puberty is a
the period in the developmental span when the child changes from an sexual
being” remaja adalah masa dalam perkembangan manusia, ketika anak berubah dari
makhluk aseksual menjadi seksual artinya organ-organ reprodduksi sudah masak
sehingga mereka siap untuk bereproduksi. Periode pubertas merupakan periode
tumbang tindih (overlapping) yaitu saat-saat di akhir masa anak-anak dan awal dari masa remaja atau masa peralihan
antara masa kanak-kanak dan dewasa. Pubertas dimulai dengan berfungsinya ovarium dan berakhir
saat ovarium berfungsi dengan mantap dan teratur. Arti pubertas secara klinis
adalah timbulnya ciri-ciri kelamin sekunderdan berakhir bila sudah ada
kemampuan reproduksi. Untuk wanita berlangsung dari usia 12-14 tahun.
Perubahan fisik yang terjadi pada masa
pubertas, akan selalu
diikuti dengan perubahan dalam tingkah laku dan sikap.
Tanda-tanda psikologi antara laki-laki
dan perempuan hampir sama antar lain merasa gelisah, resah, ada konflik dengan
orang tua, minat meluas, mulai mengenal lawan jenis, prestasi di sekolah tidak
stabil.
Sebagai anak yang beranjak remaja
seorang wanita akan mengalami masa-masa sulit karena ada tanda-tanda seksual
sekunder mulai muncul dan tidak jarang cukup mengejutkan. Pada awal masa
pubertas pada wanita (10-11), pinngulnya bertambah lebar, puting susu semakin
meninggi, pembesaran glandula mamae dan menimbulkan jandulan seperti kerucut.
Terjadinya menstruasi pada usia sekitar 11-13 tahun dianggap tanda yang
paling penting dai pubertas wanita. Kemudian
akan terjadi kematangan pada fungsi alat-alat seksualnya. Bila tidak
dipersiapkan atau dijelaskan bisa membuat individu malu dan merasa rendah diri.
Tanda-tanda biologis yang muncul pada wanita selain menstruasi dalah
membesarnya payudara dan menimbulnya bulu di ketiak maupun alat kelamin. Pada
usia 13 tahun anak perempuan sudah masak secara seksual.
Dalam
pandangan Sigmund Freud, melamun adalah cara yang dipakai orang untuk meredakan
konflik yang sedang dihadapi. Pada saat melamun biasanya orang akan mencampur
antara keinginan dengan standar sosial lingkungan sekitarnya. Meskipun melamun
bisa dianggap sebagai aktivitas biasa, bukan berarti tanpa masalah. Orang yang
melamun terlalu lama bisa jadi mengalami Maladaptive daydreaming(MD).
Melamun (Inggris: daydreaming) adalah kondisi sesaat terputusnya
pikiran seseorang dengan lingkungan sekitarnya, dimana kontak seseorang menjadi
kabur dan sebagian digantikan oleh kayalan visual, khususnya tentang hal-hal
yang menyenangkan, harapan atau ambisi, dan dialami dalam kondisi terjaga.
(Putri, 2013)
Melamun
adalah fantasi visioner,
terutama salah satu kesenangan, pikiran
yang menyenangkan, harapan atau ambisi, dibayangkan
seperti ingin untuk
lulus, dan berpengalaman
saat terjaga. Ada
berbagai jenis lamunan, dan tidak ada definisi yang
konsisten antara psikolog.
Masyarakat umum juga
menggunakan istilah yang luas untuk berbagai
pengalaman.
2.2 Penyebab Daydreaming
Menurut Ruki
Suharti (2013), penyebab anak mengalami daydreaming adalah
1. Anak
tersebut terlalu banyak mempunyai waktu luang sedangkan ia juga mempunyai
kemungkinan bahwa dia kesepian
2. Orangtuanya
terlalu sibuk bekerja dan tidak mempunyai saudara yang bisa diajaknya bermain,
jadi dengan begitu ia memerlukan kegiatan-kegiatan yang lebih
Menurut penelitian yang
dilakukan Eli Somer dalam bukunya Journal of Contemporary Psychotherapy,
daydreaming disebabkan adanya trauma masa kecil, akan tetapi kesimpulan ini
bisa saja dibantah karena tidak semua orang yang mengidap MD mengalami trauma
masa kecil. Mereka yang mengidap MD umumnya menderita depresi atau merasa
kesepian.
Penyebab
daydreaming yang lain yaitu:
a.
Maladaptive
daydreaming (MD)
Sebuah kondisi dimana seseorang terjebak
dalam fantasinya sendiri. Seseorang dapat melamun berjam-jam setiap harinya.
Mereka candu dengan dunia khayal sendiri, membuat sebuah cerita yang membuat
mereka nyaman ada di dalamnya, mebuat tokoh hasil rekaan imajinasi sendiri.
Pengidap MD bisa menangis, tertawa, berlarian sendiri atau berbicara sendiri
ketika mereka melamun.
MD disebabkan adanya trauma masa kecil, akan tetapi kesimpulan ini bisa
saja dibantah karena tidak semua orang yang mengidap MD mengalami trauma masa
kecil. Mereka yang mngidap MD umumnya menderita depresi atau merasa kesepian.
Seseorang yang mengidap MD seperti menghipnotis dirinya sendiri. Mereka
mengunci diri di kamar, menutup mata, berbaring, mendengarkan musik lalu mulai
melamun. Mereka bisa melamunkan apa saja melamunkan suasana seirama dengan
alunan musik. Ketika mereka mendengarkan musik sedih bisa saja mereka menangis
dan melamnkan saudaranya meninggal. Ketika mendengarkan musik riang bisa saja
mereka tersenyum sendiri melamunkan mereka sedang mendapat kebahagiaan. Tetpi
sekali lagi mereka sadar bahwa apa yang mereka lamunkan tidak terjadi, tetapi
mereka benar-benar menikmati dunia lamunan mereka.
Kebanyakan
para pengidap MD mengakui bahwa mereka mulai melamun ketika mereka masih
kanak-kanak dan lamunan tersebut berlanjut sampai mereka dewasa. Lamunan ini
berlanjut karena merka mengalami trauma yang menyebabkan mereka melarikan diri
dari dunia nyata dan menciptakan dunia dalam pikiran mereka sendiri. Bagi
sebagin MD terjadi karena imajinasi yang berlebihan sehingga adanya fantasi
yang berkepanjangan. Pada sebagian lagi, MD terjadi karena tidak adanya
lingkungan yang mendukung mereka sehingga mereka menciptakan lingkungan yang
bisa mendukung mereka. MD tidak selalu mulai muncul ketika anak-anak, ada yang
mengakui MD muncul ketika sudah dewasa, hal ini disebabkan karena hidup
individu yang sederhana (tidak ada tantangan) dan individu merasa bosan.
b. Skizofrenia
Benar-benar
tidak bisa membedakan mana yang fantasi dan mana yang nyata, dan mereka menganggap semua
yang mereka khayalkan adalah kenyataan.
2.3
Gejala-Gejala Daydreaming
Meskipun tes
secara medis untuk memastikan seseorang menderita MD belum ada, namun ada
beberapa gejala MD yang patut untuk dicermati:
1.
Melamun hingga kecanduan. Semakin
sering dan lama frekuensi melamun, maka perlu dicurigai kemungkinan
terjadinya MD.
2.
Melamun yang berlebihan ini bisa
dimulai sejak usia anak-anak.
3.
Ada hal-hal yang bisa memicu
munculnya MD. Media seperti buku, film, musik, dan video game bisa mendorong
orang untuk melamunkan apa yang telah dibaca, dilihat dan didengar.
4.
Orang dengan masalah MD biasanya
punya lamunan yang detail dan rumit. Jenis lamunannya bahkan bisa dibandingkan
dengan kisah novel maupun film.
5.
Biasanya akan ada gerakan khusus
yang berulang seperti menggerakkan benda yang ada di tangan.
6.
Orang menderita MD bisa saja
menangis maupun tertawa. Terlepas dari keadaan ini, penderita MD masih
bisa membedakan antara kenyataan dengan khayalan. Inilah yang membedakan
penderita MD dengan penderita skizoprenia maupun psikopat.
7.
Melamun selama berjam-jam dan sulit
tidur adalah tanda lainnya dari MD. Pada tingkatan yang sangat parah, bisa saja
penderita MD mengabaikan hal-hal dasar seperti mandi, makan dan kegiatan
lainnya akibat asyik melamun.
Jika dari
tujuh tanda ini muncul pada seseorang, maka ada baiknya untuk segera meminta
bantuan psikiater.
2.4 Dampak Maladaptive Daydreaming
Dampak
Negative yang ditimbulkan dari Maladaptive Daydreaming adalah :
1.
Kurangnya kemampuan bersosialisasi
dengan lingkungan luar karena penderita MD terlalu asik dengan dunianya
sendiri.
2.
Kurang fokus.
3.
Menyebabkan halusinansi vissual,
dimana susah membedakan kenyataan dengan mimpi
4.
Menjadikan orang menjadi mlas,
kerena dengan sering melamun seseorang menjadi malas beraktivitas
5.
Maladaptive merupakan gejala awal
dari penyakit mental, karena mereka merasa kebutuhannya tidak terpenuhi
6.
Seseorang bisa terisolasi dan
ditarik dari kegiatan sosial
Dampak
Positif yang ditimbulkan dari Maladaptive Daydreaming adalah
1.
Pengidap Maladaptive Daydreaming
merasa dengan banyak melamun mereka lebih kreatif
2.
Lebih bisa menjalani hidup dengan
optimis sesuai dengan apa yang mereka lamunkan
2.5 Cara Mencegah Daydreaming
Cara untuk mencegah daydreaming antara lain:
1. Berusaha
menggerakkan perasaan qana’ah (rela dan puas) di dalam diri anak remaja.
2. Mengarahkan
dan menekankan kepada si anak untuk menjauhi pikiran-pikiran negatif yang bisa
menghalangi atau menghambat usaha dirinya merealisasikan keinginan dan
obsesi-obsesinya.
3. menekankan
kepada si anak untuk menghapus kebiasaan melamun, karena kebiasaan melamun cara
yang hanya bisa memberikan rasa kepuasan sementara. Kepuasan tersebut akan
hilang ketika dirinya tersadar dan kembali kea lam nyata lagi.
2.6 Cara Mengatasi Maladaptive
Daydreaming
Orang yang
sedang daydreaming biasanya sangat senang menyendiri kemudian bermain dengan
fantasinya sendiri dan bermain dengan cerita-cerita dalam lamunan yang
diciptakannya sendiri. Ia akan rela menghabiskan waktunya hanya untuk
menjalankan pikiran-pikiran yang sejalan dengan apa yang diinginkannya.
Menurut
Putri (2013), untuk mengatasi hal ini, solusinya antara lain:
1. Dengan
memberikannya beberapa kegiatan yang lebih bermanfaat bermanfaat seperti les,
kegiatan ekstrakurikuler atau lain-lain agar anak tidak menghabiskan waktu
dengan percuma.
2. Lebih bisa
memberikan waktu kepada anak agar dapat bersosialisasi dengan teman-temannya
dengan baik, salah satu caranya dengan mengundang teman-teman anak untuk
bermain di rumah.
3. Berusaha
untuk menarik perhatian anak dan memusatkan perhatian anak kemudian mengajarkan
anak untuk lebih fokus dengan satu hal.
4. Membantu
mengatur waktu anak sehingga anak tidak keteteran dengan waktu makan, belajar
atau dengan yang lain-lain.
5. Mencoba
mendekati anak dan memahami keadaan anak. Sebab anak yang suka melamun bisa
saja karena mempunyai masalah yang susah diungkapkan anak kepada orang-orang
terdekatnya.
6.
Banyak bergaul. Bergaul dengan banyak
orang akan mengalihkan perhatian Anda dari melamun. Berbagai penelitian
mengungkap bahwa melakukan interaksi sosial dapat menurunkan stres dan
melupakan Anda dari masalah yang kerap menghantui.
7.
Mulai berolahraga. Siapa yang meragukan
manfaat olahraga. Jika Anda merasa tidak pernah melakukan aktivitas fisik yang
cukup dan lebih memilih untuk melamun, kini saatnya Anda beranjak dari kursi
dan melakukan olahraga. Lakukan olahraga ringan seperti jogging, jalan cepat
atau bersepeda. Udara segar di luar ruangan dan aliran darah yang semakin
lancar akan membuat tubuh Anda jauh lebih bugar. Bahkan, olahraga ringan yang
Anda lakukan selama 30 menit sehari dapat membuat telomer memanjang yang setara
dengan 10 tahun lebih muda daripada orang tidak berolahraga.
8.
Rasakan napas Anda. Merasakan napas Anda
sendiri beberapa menit bisa mencegah Anda dari kebiasaan melamun. Cobalah
bernapas secara sadar atau lakukan meditasi selama beberapa menit maka stres
Anda akan berkurang. Sebuah studi tahun 2011 dalam jurnal
Psychoneuroendocrinology mengungkap bahwa meditasi dapat meningkatkan produksi
enzim telomerase, yang dapat menjaga panjang telomer.
9.
Tidur Cukup.Selain membantu menjaga berat badan,
tidur cukup di malam hari juga dapat menjaga tingkat konsentrasi Anda keesokan
harinya. Ini berarti, Anda akan terbebas dari kebiasaan melamun akibat kurang
tidur dan menurunnya konsentrasi saat bekerja.
saya sudah mengidap MD sejak kecil
BalasHapusGpp lah jadi MD, habis enak sih hhaha
BalasHapusKita bisa menghayal apa aja.
Seruuuuu....
Ngga pengen sembu, juga ngga parah koq ��
Ga pingin sembuh soalnya mau ketemu temen imajinasi setiap hari
BalasHapus( ◠‿・)