Sedetik. . .
Semenit. . .
Sejam. . .
Sehari. . .
Sebulan. . .
Setahun. . .
Dan kini telah 3 tahun lamanya aku
menantimu
Menanti kedatangan kenyataan indah
yang dulu selalu menjadi mimpiku
Tapi kenyataan itu tak juga ada
Haruskah setahun menjadi 10 tahun,
10 tahun menjadi 100 tahun, 100 tahun menjadi 1000 tahun. . .
Atau mungkin lebih dari itu
Sayang, mungkin umur manusia tak selama
itu
Hari demi hari kulalui dengan penuh air mata
Air mata kepedihan dan juga kebahagiaan
Adakah terbersit dibenakmu untuk sekali saja mengetahui
kabarku
Melihat suka dukaku tanpamu
Bodoh.
. . Mungkin
Tapi
akalku masih bisa menuntunku untuk tidak terlalu larut dalam ambisi yang
perlahan-lahan mungkin akan membunuh perasaanku
Aku
ingin membuang jauh semua bayangan-bayangan semu akanmu
Menutupi
luka hati yang terlalu dalam tergores oleh cintamu
Membuka
lembaran baru kehidupanku
Tanpa
adanya tinta hitam bertuliskan namamu
3
tahun bukanlah waktu yang singkat untukku menantimu
3
tahun aku bertahan, dengan harapan kau akan mengabariku
3
tahun menunggu balasan sms darimu
3
tahun berharap kau akan mengerti dengan keadaanku
3
tahun penantian terindahku
Kini.
. .
Ku
coba melangkah tanpamu
Aku
yang dulu berpikir bahwa aku mampu meninggalkan semua kenangan indah tentangmu,
namun tak juga kulakukan
Dan
sekarang
Tak
ada lagi keraguan dalam hatiku
Aku
bukan hanya sekedar mencoba untuk pergi tanpa bayanganmu
Tetapi
aku harus benar-benar pergi
Selamat
tinggal cinta pertamaku
Selamat
tinggal cinta terindahku
Selamat
tinggal
Kau
adalah mimpi terindahku
Kau
adalah takdir terindahku
Kau
adalah penantian terindahku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar