BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah
bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan
cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu (Mitayani, 2010:1).
Periode neonatal yang berlangsung sejak
bayi lahir sampai usianya 28 hari merupakan waktu berlangsungnya perubahan
fisik yang dramatis pada bayi baru lahir (Bobak, 2004:363-365).
Bayi baru lahir normal harus menjalani
proses adaptasi dari kehidupan didalam rahim (intrauterine) ke
kehidupan di luar rahim (ekstrauterin). Perubahan lingkungan dari
dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhioleh banyak factor seperti kimiawi,
mekanik dan termik yang menimbulkan perubahan metabolic, pernafasan dan
sirkulasi pada BBLN (Mitayani, 2010:1-2).
Yang dimaksud dengan bayi baru lahir
normal menurut Rukiyah (2013:2) adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai dengan 42 minggu ,dengan berat badan 2500-4000 gram,nilai Apgar
> 7 dan tanpa cacat bawaan.
2.2 Ciri
– Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Tanda-tanda
bayi baru lahir normal menurut Sitiatava
(2012:191) yaitu antara lain:
1.
Berat badan 2500-4000
gram.
2.
Panjang badan lahir
48-52 cm.
3.
Lingkar dada 30-38 cm.
4.
Lingkar kepala 33-35
cm.
5.
Bunyi jantung dalam
menit-menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian menurun sampai 120-140
kali/menit.
6.
Pernafasan pada
menit-menit pertama cepat kira-kira 80 kali /menit, kemudian menurun setelah
tenang kira-kira 40 kali/menit.
7.
Kulit kemerah-merahan
dan licin karena jaringan sub kutan cukup.
8.
Rambut lanugo tidak
terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9.
Kuku agak panjang dan
lemas.
10. Genetalia
: Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan) dan testis sudah
turun, skrotum sudah ada (pada laki-laki).
11. Reflek
isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12. Reflek
moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk.
13. Graps
reflek sudah baik, apabila diletakkan suatu benda di atas telapak tangan, bayi
akan menggenggam/adanya gerakan reflek.
14. Eliminasi
baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam
kecoklatan.
Sedangkan menurut Rukiyah (2013:2) bayi
baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antara lain;
1.
Appearance
color (warna kulit)
2.
Seluruh tubuh kemerahan
3.
Pulse
(heart rate) atau frekuensi jantung 100x/menit
4.
Grimace (reaksi
terhadap rangsangan)
5.
Menangis
6.
Batuk/bersin
7.
Acitivity
(tonus otot)
8.
Gerakan aktif
9.
Respiration
(usaha nafas)
10. Bayi
menangis kuat.
Selain
itu tanda-tanda bayi baru lahir normal menurut Prawirohardjo (2002:N-36) yaitu:
1.
Kehangatan tidak
terlalu panas (lebih dari 38 c) atau terlalu dingin (kurang dari 36 c)
2.
Warna kuning pada kulit
(tidak pada konjungtiva) yang terjadi pada hari ke 2-3, tidak biru, pucat atau memar
3.
Hisapan kuat
4.
Tidak mengantuk
berlebihan
5.
Tidak muntah
6.
Tidak terlihat
tanda-tanda infeksi pada tali pusat seperti; tali pusat merah, bengkak, keluar
cairan, bau busuk, berdarah
7.
Dapat berkemih 24 jam
8.
Tinja lembek, sering, hijau
tua, tidak ada lender atau darah pada tinja
9.
Bayi tidak mengigil atau tangisan kuat,
10. Tidak
terdapat tanda: lemes, terlalu mengantuk, lungai, kejang-kejang halus tidak
bisa tenang, menangis terus menerus.
2.3 Penampilan
pada Bayi Baru Lahir
Penampilan
yang tampak pada bayi baru lahir menurut Rukiyah (2013:3-5) antara lain yaitu:
1.
Kesadaran
dan Reaksi terhadap Sekeliling, perlu dikurangi
rangsangan terhadap reaksi rayuan,rangsangan sakit atau suara keras yang
menyejutkan atau suara mainan.
2.
Keaktifan,Bayi
normal melakukan gerakan-gerakan tangan yang simetris pada waktu bangun. Adanya
tumor pada bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis adalah normal, tetapi
bila hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan yang
perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
3.
Simetris,apakah
secara keseluruhan badan seimbang: kepala apakah terlihat simetris, benjolan
seperti tumor yang lunak dibelakang atas yang menyebabkan kepala tampak lebih
panjang ini disebabkan akibat proses kelahiran, benjolan pada kepala tersebut
hanya terdapat belahan kiri atau kanan saja, atau sisi kiri dan kanan saja,
atau disisi kiri dan kanan tetapi tidak melampaui garis tengah bujur kepala, pengukuran lingkar
kepala dapat ditunda sampai kondisi benjol (capul
sucsedenaum) dikepala hilang dan jika terjadi moulase tunggu hingga kepala
bayi kembali pada bentuknya semula.
4.
Muka
wajah: bayi tampak ekspresi; mata: perhatikan kesimetrian antara mata
kanan dan kiri, perhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah
yang akan menghilang dalam waktu 6 minggu .
5.
Mulut:
penampilannya harus simetris, mulut tidak mecucu
seperti mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak
terdapat pada bayi normal, bila terdapat secret yang berlebihan, kemungkinan
ada kelainan bawaan saluran cerna.
6.
Leher,
dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat
persalinan; perhatikan ada tidaknya kelahiran pada pernafasan bayi, karena bayi
biasanya bayi masih ada pernafasan perut.
7.
Punggung:
adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan lekukan yang kurang
sempurna bahu, tangan, sendi, tungkai: perlu diperhatikan bentuk, gerakannya,
fraktur (bila ekstermitas lunglai/kurang gerak), farices.
8.
Kulit
dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna
kemerahan kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas ringan, pengelupasan
yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinkan adanya kelainan, waspadai
timbulnya kulit dengan warna yang tak rata (cutis
Marmorata) ini dapat disebabkan karena temperature tinggi, telapak tangan,
telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat dan kuning,
bercak-bercak besar biru yang sering terdapat disekitar bokong (Mongolion Spot) akan menghilang pada umur
1 (satu) sampai 5 (lima) tahun.
9.
Kelancaran
Menghisap dan pencernaan: harus diperhatikan
tinja dan kemih diharapkan keluar dalam 24 jam pertama .Waspadai bila terjadi
perut yang tiba-tiba membesar ,tanpa keluarnya tinja ,disertai muntah dan
mungkin dengan kulit kebiruan,harap segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih
lanjut,untuk kemungkinan Hirschprung /Congenital Megacolon;
10.
Refleks:
reflek rooting,bayi menoleh kea rah kepala yang menyentuh pipi;Reflek
isap,terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir,yang disertai refleks
menelan;Refleks morro ialah timbulnya
pergerakan tangan yang simetris seperti merangkul apabila kepala tiba-tiba
digerakkan ;Refleks mengeluarkan lidah terjadi apabila diletakkan benda didalam
mulut,yang sering ditafsirkan bayi menolak makanan /minuman.
11.
Berat
badan: sebaiknya
tiap lhari dipantau penurunan berat badan lebih dari 5 % berat badan waktu
lahir menunjukkan kekurangan cairan menurut Prawirohardjo, (2002) dalam Rukiyah
(2013:5).
2.4 Penilaian
Bayi untuk Tanda-Tanda Kegawatan
Semua
bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/kelainan yang
menunjukkan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai
salah satu atau beberapa tanda antara lain: sesak napas, frekuensi pernapasan
60 kali/menit, gerah retraksi di dada, malas minum, panas atau suhu badan bayi
rendah, kurang aktif, berat lahir rendah (500-2500) gram dengan kesulitan
minum.
Tanda-tanda
bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu atau lebih tanda seperti: sulit
minum, sianosis sentral (lidah biru), perut kembungm periode apneu, kejang atau
periode kejang-kejang kecil, merintih, perdarahan, sangat kuning, berat badan
lahir <1500 gram (Prawirohardjo, 2002).
Sebelum
mengani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan
infeksi seperti berikut:
1) cuci
tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi
2) pakai
sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan
3) semua
peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan telah di DTT atau steril. Khusus
untuk bola karet penghisap lendir jangan dipakai untuk lebih dari satu bayi
4) handuk,
pakaian atau kain yang akan digunakan dalam keadaan bersih(demikian juga
dengan timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop, dll)
5) dekontaminasi
dan cuci setelah digunakan.
2.5 Penilaian
Segera
setelah lahir, bayi diletakkan diatas kain bersih dan kering yang disiapkan
diatas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakkan di dekat ibu atau di
sebelah ibu) pastikan area tersebut bersih dan kering, keringkan bayi terutama
muka dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih. Kemudian
lakukan 2 penilaian awal sebagai
berikut:
(a) apakah menangis
kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan
(b) apakah bergerak
dengan aktif atau lemas.
Jika
bayi tidak bernapas atau megap-megap atau lemah maka segera lakukan resusitasi
bayi baru lahir Asuhan Persalinan Normal (2007) dalam Rukiyah (2013:6).
Tabel. Nilai Apgar
Skor
|
0
|
1
|
2
|
Appearance color (warna kulit)
|
pucat
|
Badan
merah, ekstremitas biru
|
Seluruh
tubuh kemerahan
|
Pulse (heart rate) atau frekuensi
jantung
|
Tidak
ada
|
<100
kali/menit
|
>100
kali/menit
|
Grimace (reaksi terhadap rangsang)
|
Tidak
ada
|
Sedikit
gerakan mimik
|
Menangis,
batuk, bersin
|
Activity
|
Lumpuh
|
Ekstremitas
dalam fleksi sedikit
|
Gerakan
Aktif
|
Respiration (usaha nafas)
|
Tidak
ada
|
Lemah,
tidak teratur
|
Menangis
kuat
|
2.6 Perawatan
Bayi Baru Lahir
Beberapa
perawatan yang diberikan pada bayi baru lahir menurut Rukiyah (2013:7-14)
antara lain:
a. Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
Untuk
mempererat ikatan batin anatara ibu-anak, setelah dilahirkan sebaiknya bayi
langsung diletakkan didada ibunya sebelum bayi itu dibersihkan.sentuhan kulit
dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam diantara ibu dan
anak. Penelitian membuktikan bahwa ASI ekseklusif
selama 6 bulan memang baik bagi bayi. Naluri bayi akan membimbingnya saat
baru lahir. Percayakan anda, satu jam pertama setelah bayi dilahirkan, insting
bayi membawanya untuk mencari putting sang bunda. Perilaku bayi tersebut
dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Pada
jam pertama si bayi menemukan Payudara ibunya,
ini adalah awal hubungan menyusui yang berkelanjutan dalam kehidupan antara ibu
dan bayi menyusu. Setelah IMD dilanjutkan pemberian ASI ekseklusif selama 6
bulan dan diteruskan hingga dua tahun. Berdasarkan penelitian, jika bayi yang
baru lahir dipisahkan dengan ibunya, maka hormone stress akan meningkat 50%.
Otomatis, hal ini akan menyebabkan kekebalan atau daya tahan tubuh bayi menurun.
Jika
dilakukan kontak antara kulit ibu dan bayi, maka hormone stress akan kembali turun
sehingga bayi menjadi lebih tenang, tidak stress pernafasan dan detak
jantungnyalebih stabil. Sentuhan, hisapan, dan jilatan bayi pada puting ibu selama
proses IMD akan merangsang keluarnya oksitosin yang menyebabkan rahim
berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan
pada ibu. sentuhan dari bayi juga merangsang hormone lain yang membuat ibu
menjadi tenang, rileks dan mencintai bayi, serta merangsang pengaliran ASI dari
payudara. Secara alamiah, proses inisiasi menyusui dini akan mengurangi rasa
sakit pada ibu. selain itu, bayi juga
dilatih motoriknya pada saat proses tersebut.
Tatalaksana inisiasi menyusui dini,yaitu
diantaranya:
1)
anjurkan suami dan
keluarga mendampingi saat melahirkan
2)
Hindari obat kimiawi
dalam proses persalinan
3)
segera keringkan bayi
tanpa menghilangkan lapisan lemak putih (verniks)
4)
Dalam keadaan ibu dan
bayi tidak memakai baju,tengkurapkan bayi didada atau perut ibu agar terjadi
sentuhan kulit ibu dan bayi dan kemudian selimuti kedua agar tidak kedinginan
5)
Anjurkan ibu memberikan
sentuhan kepada bayi untuk merangsang bayi mendekati puting
6)
biarkan bayi bergerak
sendiri mencari puting susu ibunya
7)
Biarkan kulit bayi
bersentuhan langsung dengan kulit ibu selama minimal satu jam walaupun proses
menyusui telah terjadi. Bila belum terjadi proses menyusui hingga 1 jam, biarkan
bayi berada didada ibu sampai proses menyusu pertama selesai
8)
Tunda tindakan seperti
menimbang, mengukur, dan memberikan vitamin K1 sampai proses menyusu pertama
selesai
9)
Proses menyusu dini dan
kontak kulit ibu dan bayi jharus diupayakan meskipun ibu melahirkan dengan cara
operasi atau tindakan lain
10) Berikan
ASI saja tanpa minuman atau cairan lain,kecuali ada indikasi medis yang jelas.
b. Pencegahan
Kehilangan Panas
Mekanisme
pengaturan temperature bayi baru lahir belum berfungsi sempurna. Oleh karena
itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi akan mengalami
hipotermia. Bayi dengan hiportemia sangat beresiko mengalami kesakitan berat
atau bahkan kematian. Hiportemia sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya
dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada
dalam ruangan yang hangat.
Bayi
dapat kehilangan panas tubuhnya melalui:
1)
Evaporasi,yaitu
penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi sendiri karena setelah lahir
tidak segera dikeringkan dan diselimuti
2)
Konduksi,yaitu
melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin
3)
Konveksi,yaitu
pada saat bayi terpapar udara ,atau pendingin ruangan)
4)
Radiasi,
yaitu ketika bayi ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih
rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung).
Cara
pencegahan kehilangan panas bayi baru lahir antara lain:
1)
Keringkan bayi segera
setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya evaporasi dengan menggunakan
handuk atau kain (menyeka tubuh bayi juga termasuk rangsangan taktil untuk
membantu memulai pernafasan)
2)
Selimuti tubuh
bayi dengan kain bersih dan hangat
segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat. Sebelumnya
ganti handuk atau kain yang telah digunakan untuk mengeringkan tubuh bayi. Kain
basah didekat bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui radiasi.
3)
Selimuti bagian kepala
karena kepala merupakan permukaan tubuh yang relative luas dan bayi akan dengan
cepat kehlangan panas jika tidak
ditutupi.
4)
Anjurkan ibu untuk
memeluk dan menyusui bayinya sebaiknya pemberian ASI harus dalam waktu 1 jam
pertama kelahiran.
5)
Tempatkan bayi
dilingkungan yang hangat, yang paling ideal adalah bersama dengan ibunya agar menjaga
kehangatan tubuh bayi, mendorong ibu agar segera menyusui bayinya, dan mencegah
paparan infeksi pada bayi.
6)
Jangan segera menimbang
atau memandikan bayi baru lahir. Sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu
selimuti bayi dengan kain yang kering dan bersih. Berat badan bayi dapat
dinilai dari selisih berat bayi dikurangi dengan kain selimut bayi yang
digunakan. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum
dimandikan periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila antara 36,5oC-37,5oC),
jika bayi masih dibawah batas normal
maka selimuti tubuh bayi dengan longgar,tutupi bagian kepala, tempatkan bersama
dengan ibunya (skin to skin), tunda memandikan bayi sampai suhu tubuhnya stabil
dalam waktu 1 jam. Tunda juga untuk memandikan bayi jika mengalami gangguan
pernafasan. Ruangan bayi jika mengalami gangguan pernafasan. Ruangan untuk
memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin. Mandikan bayi secara
cepat dengan air bersih dan hangat. Setelah bayi dimandikan, segera keringkan
dan selimuti kembali bayi, kemudian berikan kepada ibunya untuk disusui dengan
ASI.
c. Merawat
dan Mengikat Tali Pusat
Setelah
plasenta lahir dan kondisi ibu stabil maka lakukan pengikatan punting tali
pusat.Yang pertama dilakukan adalah mencelupkan tangan yang masih menggunakan
sarung tangan ke dalam klorin 0,5% untuk membersihkan dari darah dan sekret
lainnya. Kemudian bilas dengan air DTT, lalu keringkan dengan handuk bersih dan
kering. Ikat punting tali pusat dengan jarak 1 cm dari dinding perut bayi
(pusat). Gunakan benang atau klem tali plastic DTT/steril. Kunci ikatan tali
pusat dengan benang tali pusat, lingkarkan benang disekililing punting tali pusat dan ikat
untuk kedua kalinya dengan simpul mati dibagian berlawanan. Lepaskan klem
penjepit tali pusat dan letakkan dalam klorin 0,5%. Kemudian selimuti bayi
kembali dengan menggunakan kain yang bersih dan kering.
Nasehat
untuk merawat tali pusat sebaiknya diberikan bidan kepada ibu dengan cara
memberikan stimulasi bagaimana cara melakukannya antara lain:
1)
jangan membungkus tali
pusat dan mengoleskan cairan atau bahan apapun
2)
boleh mengoleskan
alkohol/betadine jika pemotongan tali pusat tidak terjamin DTT/steril namun
tidak bolehdikompres karena menyebabkan tali pusat lembab dan basah
3)
lipat popok dibawah
putung tali pusat
4)
jika tali pusat
kotor,bersih kan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun lalu dikeringkan
5)
mencari bantuan jika
tali pusat memerah,keluar nanah/darah dan berbau
6)
jika pangkal tali pusat
menjadi merah,mengeluarkan nanah atau berdarah maka segera rujuk bayi ke
fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir
d. Pemberian
ASI
Rangsangan
isapan bayi pada putting akan diteruskan oleh serabut saraf ke hipofise
anterior untuk mengeluarkan hormon inilah yang akan mengacu payudara untuk
menghasilkan ASI. pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila
penghisapan puting susu cukup kuat maka
akan dihasilkan secarara bertahap menghasilkan 10-100 cc ASI. Produksi ASI akan
optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI
700-800 cc ASI per hari (kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang bayi. Produksi
ASI mulai menurun (500-700 cc) setelah 6 bulan pertama dan menjadi 400-600 cc
pada 6 bulan kedua. Produksi ASI akan menjadi 300-500 cc pada tahun kedua anak.
Reflek
laktasi yang terdapat pada bayi baru lahir
diantaranya sebagai berikut:
1) Refleks
mencari putting (rooting ),yaitu bayi menoleh kearah sentuhan dipipinya atau
didekat mulut ,berusaha untuk menghisap
2) Refleks
menghisap (sucking) yaitu areola putting susu tertekan gusi bayi ,lidah,dan
langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI
3) Refleks
menelan (swallowing),dimana ASI dimulut dan faring sehingga mengaktifkan
refleks menelan dan mendorong AS Ike lambung.
Keuntungan pemberian ASI diantaranya adalah
keterikatan emosional ibu dan bayi, sebagai kekebalan pasif (kolostrum) untuk
bayi, dan merasang kontrasi uterus. Pada saat memulai pemberian ASI anjurkan
ibu memeluk dan menyusui bayinya setelah tali pusat diklem dan dipotong, sehingga
dapat merangsang produksi ASI, memperkuat refleks menghisap bayi (refleks
menghisap paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir).
Pedoman pemberian ASI antara lain:
1)
menyusui setelah lahir
(dalam waktu 1 jam )
2)
jangan berikan makanan
atau minuman lain selain ASI (ASI ekseklusif selama 6 bulan), kecuali ada alasan
medis (sangat jarang atau tidak memiliki ASI
3)
Berikan ASI sesuai dengan
dorongan alamiah (kapanpun dimanapun) selama bayi menginginkan.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik
yaitu dagu menyentuh payudara, mulut bayi terbuka lebar, hidung mendekat atau
kadang menyentuh payudara, mulut mencakup sebanyak mungkin areola, lidah
menopang putting dan areola bagian bawah, bibir bawah melengkung keluar, bayi
menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
Ibu dapat melakukan perawatan payudara
selama menyusui dengan cara sebagian berikut:
1)
Atur ulang posisi menyusui
jika mengalami kesulitan
2)
Mengeringkan payudara
setelah menyusui,untuk mencegah lecet dan retak oleskan sedikit ASI ke puting
.keringkan dulu sebelum mengunakan pakaian .Lecet dan retak pada putting susu
tidak berbahaya
3)
jika ibu mengalami
mastitis /tersumbatnya saluran ASI
anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
4)
Tanda adan gejala
bahaya dalam menyusui yaitu di antaranya adalah bintik/garis merah panas pada
payudara, teraba gumpalan/bengkak pada payudara, demam (>38 C).
e. Profilaksis
perdarahan pada bayi baru lahir.
Semua
bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskuler di paha
kiri segera mungkin untuk mencegah perdarahan
pada bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh
sebagian bayi baru lahir.
f. Pemberian
imunisasi Hepatitis B
Berikan
Imunisasi Hepatitis B regimen tunggal sebanyak 3 kali, pada usia 0 bulan
(segera setelah lahir ), usia 1 bulan, usia 6 bulan; atau pemberian regimen
kombinasi sebanyak 4 kali, pada usia 0
bulan, usia 2 bulan (DPT+Hep B), Usia 3 bulan, usia 4 bulan pemberian Imunisasi
Hepatitis B.