Rabu, 23 April 2014

BAYI BARU LAHIR



BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu (Mitayani, 2010:1).
Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir (Bobak, 2004:363-365).
Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan didalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin). Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhioleh banyak factor seperti kimiawi, mekanik dan termik yang menimbulkan perubahan metabolic, pernafasan dan sirkulasi pada BBLN (Mitayani, 2010:1-2).
Yang dimaksud dengan bayi baru lahir normal menurut Rukiyah (2013:2) adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu ,dengan berat badan 2500-4000 gram,nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.

2.2    Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Tanda-tanda bayi baru lahir normal menurut Sitiatava (2012:191) yaitu antara lain:
1.         Berat badan 2500-4000 gram.
2.         Panjang badan lahir 48-52 cm.
3.         Lingkar dada 30-38 cm.
4.         Lingkar kepala 33-35 cm.
5.         Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian menurun sampai 120-140 kali/menit.
6.         Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 kali /menit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit.
7.         Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup.
8.         Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9.         Kuku agak panjang dan lemas.
10.     Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan) dan testis sudah turun, skrotum sudah ada (pada laki-laki).
11.     Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12.     Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk.
13.     Graps reflek sudah baik, apabila diletakkan suatu benda di atas telapak tangan, bayi akan menggenggam/adanya gerakan reflek.
14.     Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
Sedangkan menurut Rukiyah (2013:2) bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antara lain;
1.         Appearance color (warna kulit)
2.         Seluruh tubuh kemerahan
3.         Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung 100x/menit
4.         Grimace (reaksi terhadap rangsangan)
5.         Menangis
6.         Batuk/bersin
7.         Acitivity (tonus otot)
8.         Gerakan aktif
9.         Respiration (usaha nafas)
10.     Bayi menangis kuat.
Selain itu tanda-tanda bayi baru lahir normal menurut Prawirohardjo (2002:N-36) yaitu:
1.         Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 38 c) atau terlalu dingin (kurang dari 36 c)
2.         Warna kuning pada kulit (tidak pada konjungtiva) yang terjadi pada hari ke 2-3, tidak biru, pucat atau memar
3.         Hisapan kuat
4.         Tidak mengantuk berlebihan
5.         Tidak muntah
6.         Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada tali pusat seperti; tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
7.         Dapat berkemih 24 jam
8.         Tinja lembek, sering, hijau tua, tidak ada lender atau darah pada tinja
9.         Bayi tidak  mengigil atau tangisan kuat,
10.     Tidak terdapat tanda: lemes, terlalu mengantuk, lungai, kejang-kejang halus tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

2.3    Penampilan pada Bayi Baru Lahir
Penampilan yang tampak pada bayi baru lahir menurut Rukiyah (2013:3-5) antara lain yaitu:
1.         Kesadaran dan Reaksi terhadap Sekeliling, perlu dikurangi rangsangan terhadap reaksi rayuan,rangsangan sakit atau suara keras yang menyejutkan atau suara mainan.
2.         Keaktifan,Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan yang simetris pada waktu bangun. Adanya tumor pada bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
3.         Simetris,apakah secara keseluruhan badan seimbang: kepala apakah terlihat simetris, benjolan seperti tumor yang lunak dibelakang atas yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang ini disebabkan akibat proses kelahiran, benjolan pada kepala tersebut hanya terdapat belahan kiri atau kanan saja, atau sisi kiri dan kanan saja, atau disisi kiri dan kanan tetapi tidak melampaui  garis tengah bujur kepala, pengukuran lingkar kepala dapat ditunda sampai kondisi benjol (capul sucsedenaum) dikepala hilang dan jika terjadi moulase tunggu hingga kepala bayi kembali pada bentuknya semula.
4.         Muka wajah: bayi tampak ekspresi; mata: perhatikan kesimetrian antara mata kanan dan kiri, perhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang akan menghilang dalam waktu 6 minggu .
5.         Mulut: penampilannya harus simetris, mulut tidak mecucu seperti mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak terdapat pada bayi normal, bila terdapat secret yang berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna.
6.         Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat persalinan; perhatikan ada tidaknya kelahiran pada pernafasan bayi, karena bayi biasanya bayi masih ada pernafasan perut.
7.         Punggung: adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan lekukan yang kurang sempurna bahu, tangan, sendi, tungkai: perlu diperhatikan bentuk, gerakannya, fraktur (bila ekstermitas lunglai/kurang gerak), farices.
8.         Kulit dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas ringan, pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinkan adanya kelainan, waspadai timbulnya kulit dengan warna yang tak rata (cutis Marmorata) ini dapat disebabkan karena temperature tinggi, telapak tangan, telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat dan kuning, bercak-bercak besar biru yang sering terdapat disekitar bokong (Mongolion Spot) akan menghilang pada umur 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun.
9.         Kelancaran Menghisap dan pencernaan: harus diperhatikan tinja dan kemih diharapkan keluar dalam 24 jam pertama .Waspadai bila terjadi perut yang tiba-tiba membesar ,tanpa keluarnya tinja ,disertai muntah dan mungkin dengan kulit kebiruan,harap segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut,untuk kemungkinan Hirschprung /Congenital Megacolon;
10.     Refleks: reflek rooting,bayi menoleh kea rah kepala yang menyentuh pipi;Reflek isap,terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir,yang disertai refleks menelan;Refleks morro ialah timbulnya pergerakan tangan yang simetris seperti merangkul apabila kepala tiba-tiba digerakkan ;Refleks mengeluarkan lidah terjadi apabila diletakkan benda didalam mulut,yang sering ditafsirkan bayi menolak makanan /minuman.
11.     Berat badan: sebaiknya tiap lhari dipantau penurunan berat badan lebih dari 5 % berat badan waktu lahir menunjukkan kekurangan cairan menurut Prawirohardjo, (2002) dalam Rukiyah (2013:5).

2.4    Penilaian Bayi untuk Tanda-Tanda Kegawatan
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/kelainan yang menunjukkan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda antara lain: sesak napas, frekuensi pernapasan 60 kali/menit, gerah retraksi di dada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat lahir rendah (500-2500) gram dengan kesulitan minum.
Tanda-tanda bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu atau lebih tanda seperti: sulit minum, sianosis sentral (lidah biru), perut kembungm periode apneu, kejang atau periode kejang-kejang kecil, merintih, perdarahan, sangat kuning, berat badan lahir <1500 gram (Prawirohardjo, 2002).
Sebelum mengani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti berikut:
1)   cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi
2)   pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan
3)   semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan telah di DTT atau steril. Khusus untuk bola karet penghisap lendir jangan dipakai untuk lebih dari satu bayi
4)   handuk, pakaian atau kain yang akan digunakan dalam keadaan bersih(demikian juga dengan  timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop, dll)
5)   dekontaminasi dan cuci setelah digunakan.
2.5    Penilaian
Segera setelah lahir, bayi diletakkan diatas kain bersih dan kering yang disiapkan diatas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakkan di dekat ibu atau di sebelah ibu) pastikan area tersebut bersih dan kering, keringkan bayi terutama muka dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih. Kemudian lakukan  2 penilaian awal sebagai berikut:
(a) apakah menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan
(b) apakah bergerak dengan aktif atau lemas.
Jika bayi tidak bernapas atau megap-megap atau lemah maka segera lakukan resusitasi bayi baru lahir Asuhan Persalinan Normal (2007) dalam Rukiyah (2013:6).
Tabel. Nilai Apgar
Skor
0
1
2
Appearance color (warna kulit)
pucat
Badan merah, ekstremitas biru
Seluruh tubuh kemerahan
Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung
Tidak ada
<100 kali/menit
>100 kali/menit
Grimace (reaksi terhadap rangsang)
Tidak ada
Sedikit gerakan mimik
Menangis, batuk, bersin
Activity
Lumpuh
Ekstremitas dalam fleksi sedikit
Gerakan Aktif
Respiration (usaha nafas)
Tidak ada
Lemah, tidak teratur
Menangis kuat



2.6    Perawatan Bayi Baru Lahir
Beberapa perawatan yang diberikan pada bayi baru lahir menurut Rukiyah (2013:7-14) antara lain:
a.    Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Untuk mempererat ikatan batin anatara ibu-anak, setelah dilahirkan sebaiknya bayi langsung diletakkan didada ibunya sebelum bayi itu dibersihkan.sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam diantara ibu dan anak. Penelitian membuktikan bahwa ASI ekseklusif selama 6 bulan memang baik bagi bayi. Naluri bayi akan membimbingnya saat baru lahir. Percayakan anda, satu jam pertama setelah bayi dilahirkan, insting bayi membawanya untuk mencari putting sang bunda. Perilaku bayi tersebut dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Pada jam pertama si bayi menemukan Payudara ibunya, ini adalah awal hubungan menyusui yang berkelanjutan dalam kehidupan antara ibu dan bayi menyusu. Setelah IMD dilanjutkan pemberian ASI ekseklusif selama 6 bulan dan diteruskan hingga dua tahun. Berdasarkan penelitian, jika bayi yang baru lahir dipisahkan dengan ibunya, maka hormone stress akan meningkat 50%. Otomatis, hal ini akan menyebabkan kekebalan atau daya tahan tubuh bayi menurun.
Jika dilakukan kontak antara kulit ibu dan bayi, maka hormone stress akan kembali turun sehingga bayi menjadi lebih tenang, tidak stress pernafasan dan detak jantungnyalebih stabil. Sentuhan, hisapan, dan jilatan bayi pada puting ibu selama proses IMD akan merangsang keluarnya oksitosin yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan pada ibu. sentuhan dari bayi juga merangsang hormone lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks dan mencintai bayi, serta merangsang pengaliran ASI dari payudara. Secara alamiah, proses inisiasi menyusui dini akan mengurangi rasa sakit  pada ibu. selain itu, bayi juga dilatih motoriknya pada saat proses tersebut.
Tatalaksana inisiasi menyusui dini,yaitu diantaranya:
1)        anjurkan suami dan keluarga mendampingi saat melahirkan
2)        Hindari obat kimiawi dalam proses persalinan
3)        segera keringkan bayi tanpa menghilangkan lapisan lemak putih (verniks)
4)        Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju,tengkurapkan bayi didada atau perut ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi dan kemudian selimuti kedua agar tidak kedinginan
5)        Anjurkan ibu memberikan sentuhan kepada bayi untuk merangsang bayi mendekati puting
6)        biarkan bayi bergerak sendiri mencari puting susu ibunya
7)        Biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu selama minimal satu jam walaupun proses menyusui telah terjadi. Bila belum terjadi proses menyusui hingga 1 jam, biarkan bayi berada didada ibu sampai proses menyusu pertama selesai
8)        Tunda tindakan seperti menimbang, mengukur, dan memberikan vitamin K1 sampai proses menyusu pertama selesai
9)        Proses menyusu dini dan kontak kulit ibu dan bayi jharus diupayakan meskipun ibu melahirkan dengan cara operasi atau tindakan lain
10)    Berikan ASI saja tanpa minuman atau cairan lain,kecuali ada indikasi medis yang jelas.
b.    Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi akan mengalami hipotermia. Bayi dengan hiportemia sangat beresiko mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hiportemia sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalam ruangan yang hangat.
Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui:
1)        Evaporasi,yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi sendiri karena setelah lahir tidak segera dikeringkan  dan diselimuti
2)        Konduksi,yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin
3)        Konveksi,yaitu pada saat bayi terpapar udara ,atau pendingin ruangan)
4)        Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh  bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
Cara pencegahan kehilangan panas bayi baru lahir antara lain:
1)        Keringkan bayi segera setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya evaporasi dengan menggunakan handuk atau kain (menyeka tubuh bayi juga termasuk rangsangan taktil untuk membantu memulai pernafasan)
2)        Selimuti tubuh bayi  dengan kain bersih dan hangat segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat. Sebelumnya ganti handuk atau kain yang telah digunakan untuk mengeringkan tubuh bayi. Kain basah didekat bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui radiasi.
3)        Selimuti bagian kepala karena kepala merupakan permukaan tubuh yang relative luas dan bayi akan dengan cepat kehlangan panas jika  tidak ditutupi.
4)        Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya sebaiknya pemberian ASI harus dalam waktu 1 jam pertama kelahiran.
5)        Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat, yang paling ideal adalah bersama dengan ibunya agar menjaga kehangatan tubuh bayi, mendorong ibu agar segera menyusui bayinya, dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
6)        Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir. Sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain yang kering dan bersih. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi dikurangi dengan kain selimut bayi yang digunakan. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum dimandikan periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila antara 36,5oC-37,5oC),  jika bayi masih dibawah batas normal maka selimuti tubuh bayi dengan longgar,tutupi bagian kepala, tempatkan bersama dengan ibunya (skin to skin), tunda memandikan bayi sampai suhu tubuhnya stabil dalam waktu 1 jam. Tunda juga untuk memandikan bayi jika mengalami gangguan pernafasan. Ruangan bayi jika mengalami gangguan pernafasan. Ruangan untuk memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin. Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat. Setelah bayi dimandikan, segera keringkan dan selimuti kembali bayi, kemudian berikan kepada ibunya untuk disusui dengan ASI.
c.    Merawat dan Mengikat Tali Pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil maka lakukan pengikatan punting tali pusat.Yang pertama dilakukan adalah mencelupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam klorin 0,5% untuk membersihkan dari darah dan sekret lainnya. Kemudian bilas dengan air DTT, lalu keringkan dengan handuk bersih dan kering. Ikat punting tali pusat dengan jarak 1 cm dari dinding perut bayi (pusat). Gunakan benang atau klem tali plastic DTT/steril. Kunci ikatan tali pusat dengan benang tali pusat, lingkarkan benang  disekililing punting tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati dibagian berlawanan. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan dalam klorin 0,5%. Kemudian selimuti bayi kembali dengan menggunakan kain yang bersih dan kering.
Nasehat untuk merawat tali pusat sebaiknya diberikan bidan kepada ibu dengan cara memberikan stimulasi bagaimana cara melakukannya antara lain:
1)        jangan membungkus tali pusat dan mengoleskan cairan atau bahan apapun
2)        boleh mengoleskan alkohol/betadine jika pemotongan tali pusat tidak terjamin DTT/steril namun tidak bolehdikompres karena menyebabkan tali pusat lembab dan basah
3)        lipat popok dibawah putung tali pusat
4)        jika tali pusat kotor,bersih kan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun lalu dikeringkan
5)        mencari bantuan jika tali pusat memerah,keluar nanah/darah dan berbau
6)        jika pangkal tali pusat menjadi merah,mengeluarkan nanah atau berdarah maka segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir
d.   Pemberian ASI
Rangsangan isapan bayi pada putting akan diteruskan oleh serabut saraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon inilah yang akan mengacu payudara untuk menghasilkan ASI. pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila penghisapan  puting susu cukup kuat maka akan dihasilkan secarara bertahap menghasilkan 10-100 cc ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI 700-800 cc ASI per hari (kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai menurun (500-700 cc) setelah 6 bulan pertama dan menjadi 400-600 cc pada 6 bulan kedua. Produksi ASI akan menjadi 300-500 cc pada tahun kedua anak.
Reflek laktasi yang terdapat pada bayi  baru lahir diantaranya sebagai berikut:
1)   Refleks mencari putting (rooting ),yaitu bayi menoleh kearah sentuhan dipipinya atau didekat mulut ,berusaha untuk menghisap
2)   Refleks menghisap (sucking) yaitu areola putting susu tertekan gusi bayi ,lidah,dan langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI
3)   Refleks menelan (swallowing),dimana ASI dimulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong AS Ike lambung.
Keuntungan pemberian ASI diantaranya adalah keterikatan emosional ibu dan bayi, sebagai kekebalan pasif (kolostrum) untuk bayi, dan merasang kontrasi uterus. Pada saat memulai pemberian ASI anjurkan ibu memeluk dan menyusui bayinya setelah tali pusat diklem dan dipotong, sehingga dapat merangsang produksi ASI, memperkuat refleks menghisap bayi (refleks menghisap paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir).
Pedoman pemberian ASI antara lain:
1)        menyusui setelah lahir (dalam waktu 1 jam )
2)        jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI ekseklusif selama 6 bulan), kecuali ada alasan medis (sangat jarang atau tidak memiliki ASI
3)        Berikan ASI sesuai dengan dorongan alamiah (kapanpun dimanapun) selama bayi  menginginkan.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut bayi terbuka lebar, hidung mendekat atau kadang menyentuh payudara, mulut mencakup sebanyak mungkin areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir bawah melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
Ibu dapat melakukan perawatan payudara selama menyusui dengan cara sebagian berikut:
1)        Atur ulang posisi menyusui jika mengalami kesulitan
2)        Mengeringkan payudara setelah menyusui,untuk mencegah lecet dan retak oleskan sedikit ASI ke puting .keringkan dulu sebelum mengunakan pakaian .Lecet dan retak pada putting susu tidak berbahaya
3)        jika ibu mengalami mastitis /tersumbatnya  saluran ASI anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
4)        Tanda adan gejala bahaya dalam menyusui yaitu di antaranya adalah bintik/garis merah panas pada payudara, teraba gumpalan/bengkak pada payudara, demam (>38 C).
e.    Profilaksis perdarahan pada bayi baru lahir.
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskuler di paha kiri segera mungkin untuk mencegah  perdarahan pada bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
f.     Pemberian imunisasi Hepatitis B
Berikan Imunisasi Hepatitis B regimen tunggal sebanyak 3 kali, pada usia 0 bulan (segera setelah lahir ), usia 1 bulan, usia 6 bulan; atau pemberian regimen kombinasi sebanyak  4 kali, pada usia 0 bulan, usia 2 bulan (DPT+Hep B), Usia 3 bulan, usia 4 bulan pemberian Imunisasi Hepatitis B.

PENANTIAN TERINDAHKU

Sedetik. . . Semenit. . . Sejam. . . Sehari. . . Sebulan. . . Setahun. . . Dan kini telah 3 tahun lamanya aku menantimu ...