Kamis, 15 Mei 2014

ASUHAN KEBIDANAN PADA KLIEN DENGAN KEHAMILAN INTRA UTERINE GROWTH RETARDATION

LANDASAN TEORI


A.    DEFINISI
Pertumbuhan janin terlambat ditentukan bila berat janin kurang dari 10% dari berat yang harus dicapai pada usia kehamilan tertentu. Biasanya perkembangan yang terlambat dapat diketahui setelah dua minggu tidak ada pertumbuhan. Dahulu PTJ disebut juga intrauterine growth retardation (IUGR) (Wiknjosastro, 2007 : 697).
Menurut WHO (1969) dalam http://insanimj.blogspot.com/2011/04/asuhan-kebidanan-pada-iugr-dan-iufd.html,  janin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau ukuran standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.

B.    ETILOGI
Factor yang dapat menimbulkan IUGR menurut Manuaba (1998 : 329) diantaranya
1.    Factor ibu
a.    Malnutrisi
b.    Penyakit-penyakit ibu : hipertensi, pennyakit paru-paru, penyakit gula
c.    Komplikasi kehamilan : pre-eklampsia, eklampsia, perdarahan antepartum
d.    Kebiasaan ibu : perokok, peminum
2.    Factor uterus dan plasenta
a.    Gangguan pembuluh darah
b.    Gangguan inersi tali pusat
c.    Kelainan bentuk plasenta
d.    Perkapuran plasenta
3.    Factor janin
a.    Kelainan kromosom
b.    Hamil ganda
c.    Infeksi dalam rahim
d.    Cacat bawaan

C.    MACAM
PJT terbagi atas dua, yaitu:
1.    Pertumbuhan janin terhambat tipe I : simetris atau proporsional (kronis)
Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan janin yang tidak simetris, semua organ mengecil secara proporsional. Faktor yang berkaitan dengan hal ini adalah kelainan kromosom, kelainan organ (terutama jantung), infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Other Agents <Coxsackie virus, Listeria), Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex/Hepatitis B/HIV, Syphilis), kekurangan nutrisi berat pada ibu hamil, dan wanita hamil yang merokok.
2.    Pertumbuhan janin terhambat tipe II : Asimetris atau disproportional (akut)
Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janin simetris.  Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan yang lain, lingkar perut adalah bagian tubuh yang terganggu untuk pertama kali, kelainan panjang tulang paha umumnya terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan diameter biparietal juga berkurang. Faktor yang mempengaruhi adalah insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan diabetes dalam kehamilan dalam kehamilan (http://insanimj.blogspot.com/2011/04/asuhan-kebidanan-pada-iugr-dan-iufd.html).

D.    PATOLOGI
Pada kelainan sirkulasi uteroplasenta akibat dari perkembangan plasennta yang abnormal, pasokan oksigen, masukan nutrisi, dan pengeluaran hasil metabolik menjadi abnormal. Janin menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi pada trimester akhir sehingga timbul PTJ yang asimetrik yaitu lingkar perut yang jauh lebih kecil dari pada lingkar kepala. Pada keadaan yang parah mungkin akan terjadi kerusakan tingkat seluler berupa kelainan nucleus dan mitokondria. Pada keadaan hipoksia, produksi radikal bebas di plasenta menjadi sangat banyak dan antioksidan yang relatif kurang (misalnya : preekalmpsia) akan menjadi lebih parah. Penyebab PTJ simetrik adalah faktoe janin atau lingkungan uterus yang kronik (diabetes, hipertensi) (Wiknjosastro, 2007 : 697)

E.    DIAGNOSIS
Secara klinik perkembangan janin yang terlambat dikenal setelah 28 minggu. Namun, secara ultrasonografi mungkin sudah dapat diduga lebih awal dengan adanya biometri dan tafsiran berat janin yang tidak sesuai dengan usia gestasi. Secara klinik pemeriksaan tinggi fundus umumnya dalam sentimeter akan sesuai dengan usia kehamilan. Bila lebih rendah 3cm, patut dicurigai adanya PTJ, meskipun sensifitasnya hanya 40%. Sebaiknya kepastian PTJ dapat dibuat apabila terdapat data USG sebellum 20 minggu sehingga pada kehamilan 32-34 minggu dapat ditentukan secara lebih tepat.
Biometri yang menetap terutama pengawasan lingkar abdomen yang tidak bertambah merupakan pertanda awal PTJ, terlebih diameter biparietal yang juga tidak bertambah setelah lebih dari 2 minggu.
Pemeriksaan secara Doppler arus arah a. umbilical, a. uterine dan a. spiralis mungkin dapat mencurigai secara awal adanya arus darah yang abnormal atau PTJ. Bila terdapat oligohidramnion patut dicurigai perburukan fungsi janin (Wiknjosastro, 2007 : 698-699)


F.    MANAJEMEN
Menurut Wiknjosastro (2007 : 700)
Setelah ditetapkan tidak ada kelainan janin, perlu dipertimbangkan bila janin akan dilahirkan. Bagi situasi di Indonesia, saat yang tepat ialah bergantung pada arus idarah arteri umbilical dan usia gestasi. Arteri umbilical yang tidak memiliki arus diastolic bahkan adanya arus terbalik akan mempunyai prognosis buruk berupa kematian janin dalam < 1 minggu. Usia optimal untuk melahirkan bayi adalah 33-34 minggu dengan pertimbangan sudah dilakukan pematangan paru.

G.    PROGNOSIS
Tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi, asfiksia/iskemia otak, sindroma gangguan pencernaan dll. Juga tergantung pada sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat hamil, persalinan dan postnatal.

H.    PEMERIKSAANPENUNJANG
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) diperlukan untuk mengukur pertumbuhan janin. Selain itu USG juga dapat digunakan untuk melihat kelainan organ yang terjadi. Pengukuran lingkar kepala, panjang tulang paha, dan lingkar perut dapat dilakukan untuk menilai pertumbuhan janin melalui USG. Penggunaan ultrasound doppler dapat digunakan untuk melihat aliran dari pembuluh darah arteri umbilikalis (http://insanimj.blogspot.com/2011/04/asuhan-kebidanan-pada-iugr-dan-iufd.html).

I.    PENCEGAHAN
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor seperti diet, istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang serius selama kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan yang bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi stress; berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup. Suplementasi dari protein, vitamin, mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia serta pencegahan dan tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi harus baik (http://insanimj.blogspot.com/2011/04/asuhan-kebidanan-pada-iugr-dan-iufd.html).

J.    PENATALAKSAAN
Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus umumnya, tetapi karena bayi ini mempunyai problem yang agak berbeda maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin.
2. Memeriksa kadar gula darah dengan dextrostix jika hipoglikemi harus segera diatasi.
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibanding dengan bayi SMK
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium
(http://insanimj.blogspot.com/2011/04/asuhan-kebidanan-pada-iugr-dan-iufd.html)

K.    TERAPI
Kecacatan dan kematian janin meningkat sampai 2-6 kali pada janin dengan PJT. Tatalaksana untuk kehamilan dengan PJT bertujuan, karena tidak ada terapi yang paling efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu. Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :
PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan
PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan bila kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan.
a.  Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom serta infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi yang baik. Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah melihat pergerakan janin serta pertumbuhan janin menggunakan USG setiap 3-4minggu
b. Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak adekuat  maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat, penggunaan narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan
c.  Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur. Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi setelah melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta perawatan intensif neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan. Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat pada PJT karena umumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang diperparah dengan proses melahirkan.

L.    PENGKAJIAN
1.    Biodata
a.    Nama
Nama penderita dan suami perlu dipertanyakan untuk mengenal penderita agar tidak keliru dengan klien yang lain (Ibrahim, 1993:84).


b.    Umur
Kehamilan yang pertama baik antara umur 19-25 tahun, dimana otot-otot masih bersifat sangat elastis dan mudah diregang. Tetapi menurut pengalaman, umur
25-35 tahun masih mudah melahirkan anak (Ibrahim, 1993:84).
c.    Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya, tingkat pendidikan mempengaruhi sikap, perilaku, kesehatan seseorang (Depkes  RI, 1995:14).
d.    Pekerjaan
Apakah kiranya pekerjaan itu mengganggu kehamilan atau tidak, misalnya: pada Ibu pekerjaan pabrik rokok, di percetakan atau pabrik itu akan berpengaruh terhadap janin (Ibrahim, 1993:85).
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien (Depkes RI, 1995:14).
e.    Penghasilan
Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan hamilnya dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan, putus kerja karena berbagai alasan sehingga menambah sulitnya masalah sosial ekonomi (Manuaba, 1998:27).
f.    Umur kawin
Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat antara umur 20-30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress) psikologis, sosial, ekonomi, sehingga memudahkan terjadi keguguran, BBLR, kelainan bawaan, anemia, gestosis (Manuaba, 1998:27-28).
g.    Perkawinan
Ditanyakan kepada Ibu itu berapa lama dan berapa kali kawin. Ini untuk membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin dalam ibu itu. Misalnya pada ibu yang lama sekali telah kawin dan baru mempunyai anak, kemungkinan ada kelainan pada alat kelamin dalam (Ibrahim, 1998:85).
h.    Alamat
Untuk mengetahui ibu itu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan. Ditanyakan alamatnya agar dapat dipastikan ibu yang mana yang hendak ditolong itu, alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita (Ibrahim, 1998: 84).
2.    Keluhan utama
Bila berat bayi kurang dari 10th persentil untuk berat sebenarnya dengan umur kehamilannya (Manuaba, 1998 : 329).
3.    Riwayat kesehatan
Janin tidak tumbuh dengan sempurna (Intrauterin Growth retardation) dapat dijumpai pada toksemia gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia), ibu perokok, malnutrisi dan anemia serta penyakit-pennyakit yang dimiliki oleh ibu (Mochtar, 1998 : 221)
4.    Riwayat kesehatan keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang kesehatan keluarga terutama :
Riwayat kehamilan kembali : faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan hasil, kembar dalah faktor ras keturunan, unsur, wanita dan paritas. Oleh karena itu, apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini menurun pada Ibu.
Apabila ada penyakit keturunan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma
Apakah ada anggota yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis (Manuaba, 1998:265).
5.    Riwayat ketergantungan
Salah satu factor yang dapat menimbulkan IUGR yang berasal dari ibu adalah kebiasaan ibu yang perokok, peminum (Manuaba, 1998 : 329).
6.    Riwayat psikososial dan spiritual
Keadaan jiwa ibu sedang hamil mempengaruhi  jiwa individu yang dikandungnya. Ketenangan rohani, kehidupan yang bahagia, ketentraman, kehidupan yang damai, harmonis, serta menyenangkan sangat dibutuhkan wanita hamil. Kadang-kadang wanita hamil takut dan khawatir, kewajiban keluarga adalah membesarkan hati ibu, bila ia mengeluarkan isi hatinya tentang apa yang dikhawatirkan. (Ibrahim, 1993 : 172-173).

M.    PEMERIKSAAN UMUM
1.    Keadan umum
Keadaan umum: komposmentis, tidak tampak sakit
Periksa pandang dilihat kemungkinan dengan kesempatan atau kelainan pinggul, misalnya: Pasien pendek < 145 cm, berjalan pincang, terdapat kelainan punggung (kifosis, scoliosis atau lordosis), belah ketupat michaelis tidak simetris.
2.    TTV
Tekanan darah harus diukur setiap kali pemeriksaan kehamilan. Adanya kenaikan sistolik melebihi 30 mmHg dan kenaikan diastolic 15 mHg atau tekanan darah melebihi 140/90 mmHg harus diwaspadai sebab keadaan itu merupakan salah satu gejala phe eklampsia.
Nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit. Bila nadi lebih dari 120 kali/menit, maka hal ini menunjukkan adanya kelainan (Depkes RI, 1995:11).
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,50C dikatakan demam berarti ada infeksi dalam kehamilan. Hal ini merupakan penambahan beban bagi ibu dan harus dicari penyebabnya (Depkes RI, 1995:11).
3.    Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) diperlukan untuk mengukur pertumbuhan janin. Selain itu USG juga dapat digunakan untuk melihat kelainan organ yang terjadi. Pengukuran lingkar kepala, panjang tulang paha, dan lingkar perut dapat dilakukan untuk menilai pertumbuhan janin melalui USG.  Penggunaan ultrasound doppler dapat digunakan untuk melihat aliran dari pembuluh darah arteri umbilikalis.

N.    DIAGNOSA
G  P APIAH , UK ......... minggu, tunggal, hidup, intrauterin, situs bujur, habitus fleksi, posisi......... presentasi...........KU ibu dan janin baik dengan IUGR dengan masalah :

1.    Potensial terjadinya BBLR
2.    Potensial terjadinya partus premature

O.    PERENCANAAN
1.     Lakukan pendekatan pada klien dengan komunikasi terapeutik
Rasional : Pasien lebih percaya pada petugas dan dapat mempersiapkan masalah yang akan dihadapi
2.    Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang keadaannya serta rencana tindakan yang akan diberikan
Rasional : Pasien menegetahui kondisi dirinya sehingga kooperatif dengan tindakan ynag diberikan.
3.     Anjurkan pada pasien agar makan makanan yang bergizi seimbang
Rasional : Memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil
4.     Anjurkrn pada pasien agar menambah porsi makan setip hari
Rasional : Memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil
5.    Jelaskan pada pasien agar tidak melakukan pantangan makanan tertentu
Rasional : Gizi ibu hamil tercukupi dengan baik
6.    Anjurkan pada pasien untuk menambah waktu istirahat tiap hari
Rasional : Menjaga kesejahteraan ibu dan janin
7.    Anjurkan pada pasien untuk mengurangi pekerjaan berat
Rasional : Agar ibu tidak merasa lelah
8.    Jelaskan pada pasien mengenai keadaan dirinya dan janinnya saat ini
Rasional : Ibu dapat menerima keadaannya dan dapat melaksanakan intervensi yang diberikan dengan baik.

P.    PELAKSANAAN
Pelaksanaan tindakan merupakan realitas  dari rencana tindakan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Dalam melakukan tindakan ini, seorang bidan dapat melakukannya secara mandiri maupun kolaborasi selama melakukan tindakan. Bidan mengawasi dan memonitor kemajuan kesehatan klien, pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam waktu yang singkat, efektif, efisien dan berkualitas (Depkes RI, 1995 : 11)

Q.    EVALUASI
Bidan melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan didalam rencana. Semakin dekat tindakan yang dilakukan dengan sasaran yang telah ditetapkan di dalam kriteria, maka akan mendekati keberhasilan yang diharapkan evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP. Yaitu sebagai berikut :
S    :    Data Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumoulan data klien melalui anamnes
O    :    Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, dan hasil diagnosa lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk medukung assasment.
A    :    Assasment
1. Diagnosa/ masalah
2. Antisipasi diagnosa lain  masalah potensial
P    :    Planning
Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan evaluasi berdasarkan assasment
(Depkes RI, 1994 : 7-10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENANTIAN TERINDAHKU

Sedetik. . . Semenit. . . Sejam. . . Sehari. . . Sebulan. . . Setahun. . . Dan kini telah 3 tahun lamanya aku menantimu ...